Yahudi Bangsa Bebal

Satu bangsa yang banyak dilaknat dalam al-Qur`an di antara bangsa-bangsa lainnya adalah bangsa Yahudi. Padahal Allah swt menyebut mereka sebagai Bani Isra`il; keturunan Isra`il (gelar untuk Nabi Ya’qub S) dan Ahlul-Kitab; pemilik kitab Allah. Mereka pun dimuliakan dengan dikirim selalu para Nabi tanpa terputus. Tetapi itu semua tidak ada manfaatnya, sebab mereka tetap saja menjadi bangsa yang bebal. Maka siapa pun yang meniru kebejatan mereka atau mendukung mereka berarti sama sebagai bangsa yang bebal.
Bebal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki dua makna, yaitu: (1) sukar mengerti; tidak cepat menanggapi sesuatu (tidak tajam pikiran); bodoh, (2) tidak mau mendengar nasihat orang; tidak mau diberi tahu; keras kepala. Ringkasnya bebal bermakna bodoh dan keras kepala. Bangsa Yahudi diceritakan dalam al-Qur`an lekat dengan kedua sifat tersebut.
Sebagai keturunan Nabi-nabi yang shalih; Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, dan Yusuf ‘alaihimus-salam, selalu dikirimkan para Nabi kepada mereka sesudah Nabi Yusuf as wafat, dan juga diturunkan kitab-kitab Allah khusus untuk mereka, seyogianya mereka menjadi umat yang shalih, pembela para Nabi, penegak syari’at kitab-kitab Allah, dan pejuang kebenaran. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka malah menjadi umat yang bejat, pembunuh para Nabi, perusak kitab-kitab Allah, dan penghancur kebenaran.
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ جَعَلَ فِيكُمۡ أَنۢبِيَآءَ وَجَعَلَكُم مُّلُوكٗا وَءَاتَىٰكُم مَّا لَمۡ يُؤۡتِ أَحَدٗا مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢٠
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun diantara umat-umat yang lain.” (QS. al-Ma`idah [5] : 20)
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ
“Bani Israil itu dipimpin oleh para Nabi. Setiap kali ada Nabi yang meninggal, maka langsung digantikan oleh Nabi yang lain. Dan sungguh tidak akan ada lagi Nabi sesudahku. Yang ada hanya para khalifah dan jumlah mereka banyak.” (Shahih al-Bukhari kitab ahaditsil-anbiya bab ma dzukira ‘an Bani Isra`il no. 3455).
Akan tetapi nyatanya mereka selalu saja berbuat melanggar batas; mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi juga para penganjur kebaikan lainnya:
وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بِآيَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٦١
Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas (QS. al-Baqarah [2] : 61).
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡفُرُونَ بِآيَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّۧنَ بِغَيۡرِ حَقّٖ وَيَقۡتُلُونَ ٱلَّذِينَ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡقِسۡطِ مِنَ ٱلنَّاسِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ٢١ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ ٢٢
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong (QS. Ali ‘Imran [3] : 21-22).
فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَٰقَهُمۡ لَعَنَّٰهُمۡ وَجَعَلۡنَا قُلُوبَهُمۡ قَٰسِيَةٗۖ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَنَسُواْ حَظّٗا مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِۦۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٖ مِّنۡهُمۡ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۖ
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami laknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat).” (QS. al-Ma`idah [5] : 13)
Ayat di atas memang mengecualikan sedikit dari mereka yang tidak berkhianat, tetapi keberadaan mereka tidak cukup untuk mengerem kebebalan Yahudi. Jumlah mereka terlalu sedikit dan yang sedikit itu kebanyakannya sengaja mendiamkan kemunkaran. Kebengisan Yahudi di tanah Palestina seratus tahun terakhir ini adalah faktanya. Betapa orang-orang baik di kalangan mereka tidak berdaya untuk membendung kebebalan bangsa Yahudi.
لُعِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٧٨ كَانُواْ لَا يَتَنَاهَوۡنَ عَن مُّنكَرٖ فَعَلُوهُۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ٧٩
Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu (QS. al-Ma`idah [5] : 78-79).
لَوۡلَا يَنۡهَىٰهُمُ ٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلۡأَحۡبَارُ عَن قَوۡلِهِمُ ٱلۡإِثۡمَ وَأَكۡلِهِمُ ٱلسُّحۡتَۚ لَبِئۡسَ مَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ ٦٣
Mengapa orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka dari mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu (QS. al-Ma`idah [5] : 63).
Dalam surat al-A’raf, Allah swt kemudian memaklumatkan:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبۡعَثَنَّ عَلَيۡهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ مَن يَسُومُهُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِۗ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ١٦٧
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. al-A’raf [7] : 167).
Dalam surat al-Isra` [17] disebutkan sampai dua kali bahwa setiap kali Yahudi melanggar batas maka akan selalu ada bangsa lain yang menindas mereka:
فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثۡنَا عَلَيۡكُمۡ عِبَادٗا لَّنَآ أُوْلِي بَأۡسٖ شَدِيدٖ فَجَاسُواْ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِۚ وَكَانَ وَعۡدٗا مَّفۡعُولٗا ٥ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَكُمُ ٱلۡكَرَّةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَمۡدَدۡنَٰكُم بِأَمۡوَٰلٖ وَبَنِينَ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ أَكۡثَرَ نَفِيرًا ٦ إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡأٓخِرَةِ لِيَسُوئُواْ وُجُوهَكُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا ٧
Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai (QS. al-Isra` [17] : 5-7).
Meski tidak ada penjelasan dari Nabi saw kapan saja kejadian yang dimaksud ayat di atas, demikian juga tidak ada kesepakatan penafsiran dari para ulama, tetapi intinya perilaku bebal Yahudi akan selalu dibalas dengan penindasan untuk mereka. Sepanjang sejarahnya sampai hari ini dan bahkan dijadikan dalih satu-satunya untuk pendirian negara Israel adalah karena Yahudi selalu menjadi korban kekerasan bangsa lain khususnya bangsa Eropa. Itu bukti yang jelas dari siksa Allah swt untuk mereka. Seandainya mereka hari ini kembali menjadi bangsa yang bebal, serakah, zhalim, dan merusak, maka janji Allah swt pasti akan kembali berlaku untuk mereka, yakni akan ada bangsa lain yang bisa mengalahkan mereka. Puncaknya menjelang hari kiamat, mereka akan dikejar-kejar pasukan muslim sampai harus bersembunyi.
فَيَهْزِمُ اللَّهُ الْيَهُودَ فَلاَ يَبْقَى شَىْءٌ مِمَّا خَلَقَ اللَّهُ يَتَوَارَى بِهِ يَهُودِىٌّ إِلاَّ أَنْطَقَ اللَّهُ ذَلِكَ الشَّىْءَ لاَ حَجَرَ وَلاَ شَجَرَ وَلاَ حَائِطَ وَلاَ دَابَّةَ – إِلاَّ الْغَرْقَدَةَ فَإِنَّهَا مِنْ شَجَرِهِمْ لاَ تَنْطِقُ – إِلاَّ قَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ الْمُسْلِمَ هَذَا يَهُودِىٌّ فَتَعَالَ اقْتُلْهُ
Maka Allah menjadikan kekalahan terhadap orang-orang Yahudi, dimana tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan Allah yang dijadikan perlindungan oleh mereka melainkan Allah akan menjadikannya berbicara, mulai dari batu, pohon, dinding dan binatang ternak kecuali pohon Gharqadah. Sebab ia termasuk dari pohonnya mereka yang tidak mau bicara. Lalu makhluk Allah yang lain angkat bicara: “Wahai hamba Allah yang Muslim, di sini ada orang Yahudi, kemarilah dan bunuhlah dia.” (Sunan Ibn Majah kitab al-fitan bab fitnah ad-dajjal wa khuruj ‘Isa ibn Maryam no. 4215)
Wal-‘Llahul-Musta’an