Umrah

Umrah ke Madinah Dahulu atau Langsung ke Makkah?

Umrah ke Madinah Dahulu atau Langsung ke Makkah?

Bismillah, Ustadz maaf kalau umrah yang lebih baik itu ke Madinah dahulu atau ke Makkah? Mana yang lebih sesuai sunnah? Soalnya ada yang mengatakan harus ke Makkah dahulu, ada juga yang mengatakan sebaliknya? Jama’ah MAKI, Cimahi

Umrah itu tentunya harus ke Makkah karena hendak beribadah di Masjidil-Haram. Tapi memang bisa dipastikan semua biro perjalanan umrah menyediakan paket ziarah ke Madinah. Dalam tataran teknisnya, ada yang ke Makkah dahulu lalu ke Madinah, ada juga yang sebaliknya ke Madinah dahulu lalu ke Makkah. Model perjalanan umrah seperti ini tentunya tidak sama dengan yang dialami Nabi saw dan para shahabat dahulu, karena beliau dan para shahabat langsung menuju Makkah.

Sebagai ibadah yang terikat dengan miqat (batas waktu dan tempat memulai ibadah), umrah harus mematuhi aturan miqat ketika memulai ihramnya. Ibn ‘Abbas ra menjelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ وَقَّتَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ وَلِأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ الْمَنَازِلِ وَلِأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ هُنَّ لَهُنَّ وَلِكُلِّ آتٍ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِمْ مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ فَمَنْ كَانَ دُونَ ذَلِكَ فَمِنْ حَيْثُ أَنْشَأَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ

Dari Ibn ‘Abbas ra: “Nabi saw menentukan miqat (waktu dan tempat mengawali ihram) untuk penduduk Madinah: Dzul-Hulaifah, untuk penduduk Syam: Juhfah, untuk penduduk Najd: Qarnul-Manazil, dan untuk penduduk Yaman: Yalamlam. Keempat tempat itu bagi penduduk empat tempat tersebut dan siapa saja yang lewat ke sana selain dari penduduk empat tempat tersebut yakni orang yang hendak haji dan umrah. Adapun orang yang tinggal di dalam area miqat itu maka memulai ihramnya dari tempat ia berangkat, hingga penduduk Makkah memulai ihram dari Makkah.” (Shahih al-Bukhari bab muhilli ahli Makkah lil-hajj wal-‘umrah no. 1524).

Permasalahan kemudian muncul disebabkan banyak rute penerbangan yang ke Madinah dahulu baru kemudian ke Makkah, di antaranya karena lebih murah harga tiketnya. Pertimbangan lainnya agar bisa memulai ihram sebagaimana halnya Nabi saw dahulu, yakni dari masjid Dzul-Hulaifah (sekarang namanya Bir ‘Ali), mandi dahulu, shalat dua raka’at, kemudian memulai ihlal ihram dari sana. Sunnah-sunnah ihram seperti ini mustahil diamalkan jika langsung ke Makkah (yang tentunya ke bandara Jeddah dahulu) karena akan memulai ihram di dalam pesawat dan mustahil akurat dari masjid miqat, serta tidak akan ada mandi dahulu, kemudian shalat, lalu ihlal ihram dari masjid.

Akan tetapi model umrah ke Madinah dahulu bagi penduduk Indonesia tersebut dinilai bermasalah karena akan melewati area miqat tanpa ihram padahal niatnya sudah jelas akan umrah. Untuk masalah yang terakhir ini sudah bisa diatasi dengan cara pesawat yang ke Madinah bisa diminta khusus untuk tidak melewati area miqat. Kalaupun ternyata tetap melewati area miqat, dinilai tidak masalah juga karena niat ke Madinah bukan untuk umrah sehingga tidak harus ihram, melainkan pastinya untuk ziarah. Maka dari itu, banyak juga biro perjalanan umrah yang tiket keberangkatan dan kepulangannya ke dan dari Jeddah, ketika mereka tiba ke Jeddah malah kemudian ke Madinah dahulu tidak langsung ke Makkah meski harus menempuh perjalanan sekitar 6 jam (jika langsung ke Makkah dari Jeddah sekitar 1 jam), karena ingin memulai umrah seperti Rasulullah saw. Masalah mereka melewati area miqat (Qarnul-Manazil atau Yalamlam) tidak dalam keadaan ihram bagi mereka tidak dinilai masalah karena ketika itu belum ada niat umrah, melainkan masih niat ziarah karena akan ke Madinah dahulu.

Permasalahan-permasalahan di atas semuanya murni persoalan ijtihad semata. Jangan memutlakkan kebenaran dan kesesatan, karena perbedaan dalam ijtihad tidak akan ada yang sampai sesat, melainkan sebatas keliru yang tidak sampai berdosa. Hemat kami akan lebih maslahat jika penerbangannya langsung ke Jeddah dan ketika melewati miqat Qarnul-Manazil atau Yalamlam sudah dalam keadaan ihram, kemudian dari Jeddah langsung ke Makkah, tidak ke Madinah dahulu. Bagi yang terpaksa penerbangannya harus ke Madinah dahulu, diminta khusus ke maskapai penerbangan agar tidak melewati area miqat. Kalau ternyata tidak mungkin, maka cukup diniatkan ziarah dahulu, dan niatan umrahnya nanti dari Madinah dengan mengambil miqat di Dzul-Hulaifah. Wal-‘Llahu a’lam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button