Dalil umrah Satu Kali dalam Satu Keberangkatan
Dalil umrah Satu Kali dalam Satu Keberangkatan
Ustadz mohon ditunjukkan dalilnya bahwa Nabi saw tidak pernah umrah berulang-ulang dalam satu keberangkatan. Atau bahwa Nabi saw hanya umrah satu kali saja dalam satu keberangkatan? 0815-4803-xxx
Mereka yang menganjurkan agar dalam satu keberangkatan diamalkan beberapa kali umrah—misal yang empat hari di Makkah maka umrahnya empat kali, satu hari sekali—merujuk pada hadits fadlilah umrah secara umum: “Satu umrah sampai umrah berikutnya adalah kifarat untuk dosa yang ada di selang waktu keduanya. Dan haji mabrur tidak ada baginya balasan kecuali surga.” (Shahih al-Bukhari kitab abwab al-‘umrah bab wujubil-‘umrah wa fadliha no. 1773; Shahih Muslim kitab al-hajj bab fi fadllil-hajji wal-‘umrah no. 3355).
Padahal maksud “satu umrah sampai umrah berikutnya” itu adalah sampai umrah yang diamalkan pada waktu keberangkatan lainnya sesudah pulang ke tanah air. Jika memang pemahamannya demikian, tentunya Nabi saw dan para shahabat juga akan mengamalkan demikian. Tetapi faktanya Nabi saw mengamalkan umrah satu kali dalam satu keberangkatan.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلَّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ عُمْرَةً مِنْ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مِنْ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مِنْ الْجِعْرَانَةِ حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ
Dari Anas ra, ia berkata: “Rasulullah saw umrah empat kali umrah, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang bersama hajinya, yaitu: [1] umrah dari Hudaibiyyah pada bulan Dzulqa’dah (6 H), [2] umrah pada tahun berikutnya (umrah qadla) pada bulan Dzulqa’dah (7 H), [3] umrah dari Ji’ranah ketika beliau membagikan ghanimah Hunain (8 H, sesudah Fathu Makkah dan perang Hunain) pada bulan Dzulqa’dah, dan [4] umrah bersama hajinya.” (Shahih al-Bukhari bab ghazwatil-Hudaibiyyah no. 4148; Shahih Muslim bab bayan ‘adad ‘umarin-Nabiy saw no. 3092)
Hadits Anas ra di atas jelas menyebutkan bahwa Nabi saw umrah empat kali seumur hidupnya dalam empat kali keberangkatan. Padahal beliau tinggal di Makkah lebih dari empat hari (merujuk kadar waktu minimal jama’ah umrah Indonesia).
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقَامَ النَّبِيُّ ﷺ بِمَكَّةَ تِسْعَةَ عَشَرَ يَوْمًا يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
Dari Ibn ‘Abbas ra, ia berkata: “Nabi saw tinggal di Makkah 19 hari mengqashar shalat.” (Shahih al-Bukhari bab maqamin-Nabiy saw bi Makkah zamanal-fath no. 4298).
Menurut Imam al-Bukhari, konteks hadits di atas adalah pada waktu Fathu Makkah (termasuk Hunain). Sementara hadits Anas ra di atas menginformasikan Nabi saw umrahnya satu kali dengan mengambil miqat dari Ji’ranah (bagi yang sudah masuk Makkah dengan tidak ada niat umrah sebelumnya), tidak sampai berulang kali.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى مَكَّةَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى رَجَعَ. قُلْتُ كَمْ أَقَامَ بِمَكَّةَ قَالَ عَشْرًا
Dari Anas ibn Malik ra, ia berkata: “Kami keluar bersama Nabi saw dari Madinah ke Makkah, dan beliau shalat dua raka’at-dua raka’at hingga pulang.” (Yahya berkata) Aku bertanya: “Berapa lama beliau tinggal di Makkah?” Anas menjawab: “10 hari.” (Shahih Muslim bab shalatil-musafirin wa qashriha no. 1618).
Hadits di atas, sebagaimana dijelaskan Imam an-Nawawi, konteksnya pada haji wada’. Nabi saw tiba di Makkah tanggal 4 Dzulhijjah dan pulang tanggal 14 Dzulhijjah 10 H.
Jika hendak dijadikan patokan, hadits-hadits di atas menunjukkan Nabi saw umrah hampir setiap tahun sejak disyari’atkan pada tahun 5 H. Dikecualikan tahun 9 H karena Nabi saw fokus pada perang Tabuk, perang terbesar dan terakhir Nabi saw. Wal-‘Llahu a’lam.