Do'a

Berdo’a Seperti Nabi Sulaiman as Tidak Diperbolehkan

Ustadz apakah diperbolehkan berdo’a seperti Nabi Sulaiman as dalam surat ShadD ayat 35? 0821-1510-xxxx

Do’a Nabi Sulaiman as yang dimaksud ayat 35 surat Shad ada dua; memohon ampunan Allah dan memohon diberikan kerajaan hebat yang hanya dimiliki olehnya dan tidak ada seorang pun yang akan memilikinya sesudahnya. Do’a memohon ampunan tentu wajib dipanjatkan oleh siapa pun. Akan tetapi do’a memohon kerajaan yang hebat tentu tidak bisa dipanjatkan oleh seorang pun sesudah Nabi Sulaiman as karena memang isi permohonannya pun hanya khusus bagi Nabi Sulaiman as dan tidak bagi seorang pun sesudah beliau, termasuk Nabi Muhammad saw.

قَالَ رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلۡكٗا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ  ٣٥

Ia (Sulaiman as) berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi” (QS. Shad [38] : 35).

Do’a itu diijabah Allah swt dengan memberikannya kemampuan mengendalikan angin dan setan, sebagaimana kelanjutan firman-Nya:

فَسَخَّرۡنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجۡرِي بِأَمۡرِهِۦ رُخَآءً حَيۡثُ أَصَابَ  ٣٦ وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٖ وَغَوَّاصٖ  ٣٧ وَءَاخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي ٱلۡأَصۡفَادِ  ٣٨

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu (QS. Shad [38] : 36-38).

Nabi Muhammad saw pernah suatu ketika diberikan kemampuan mencekik jin pembangkang/‘ifrit:

إِنَّ عِفْرِيتًا مِنَ الْجِنِّ جَعَلَ يَفْتِكُ عَلَىَّ الْبَارِحَةَ لِيَقْطَعَ عَلَىَّ الصَّلاَةَ وَإِنَّ اللَّهَ أَمْكَنَنِى مِنْهُ فَذَعَتُّهُ فَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى جَنْبِ سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِى الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا تَنْظُرُونَ إِلَيْهِ أَجْمَعُونَ – أَوْ كُلُّكُمْ – ثُمَّ ذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِى سُلَيْمَانَ رَبِّ اغْفِرْ لِى وَهَبْ لِى مُلْكًا لاَ يَنْبَغِى لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِى. فَرَدَّهُ اللَّهُ خَاسِئًا

Sungguh ada satu pembangkang dari bangsa jin menggangguku tadi untuk memotong shalatku. Lalu sungguh Allah menjadikanku mampu menangkapnya dan aku mencekiknya. Semula aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid hingga shubuh agar kalian semua bisa melihatnya, tetapi kemudian aku teringat do’a saudaraku Sulaiman: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku”, maka Allah mengembalikannya dalam keadaan hina (Hadits Abu Hurairah ra dalam Shahih Muslim bab jawaz la’nis-syaithan fi atsna`is-shalat no. 1237).

Makna hadits di atas, sebagaimana dijelaskan Imam an-Nawawi mungkin Nabi saw tidak akan mampu melakukannya karena itu kemampuan khusus Nabi Sulaiman as, atau mungkin juga sebagai ketawadluan dan adab Nabi Muhammad saw agar tidak melebihi kekuasaan Nabi Sulaiman as sebagaimana sudah menjadi do’anya dahulu.

Satu hal yang pasti, Nabi Muhammad saw tidak berani untuk melampaui Nabi Sulaiman as. Itu artinya do’a yang dipanjatkan Nabi Sulaiman as di atas hanya khusus untuk beliau. Wal-‘Llahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button