Pendidikan Shalat Kunci Rizki
Banyak orangtua yang tersiksa dengan kesibukan kerja dan usahanya sehingga abai dari mendidik shalat anak-anaknya. Dalihnya adalah menunaikan kewajiban mencari rizki, padahal entah rizki apa yang dicari ketika rizki yang lebih baik dan lebih kekal malah diabaikan.
Allah swt dalam al-Qur`an menyebutkan dua jeniz rizki; rizki dunia dan rizki akhirat. Dua-duanya dianugerahkan Allah swt kepada manusia, bukan mutlak hasil kerja dan usaha manusia. Rizki akhirat dinyatakan: “Wa rizqu Rabbika khairun wa abqa; dan rizki Rabbmu lebih baik dan lebih kekal.” Inilah yang harus jadi sasaran utama untuk dicari, bukan rizki dunia yang hanya sementara, lebih jelek, dan tidak kekal (QS. 20 : 131, 28 : 60, 42 : 36). Ketika orangtua tersibukkan mencari penghasilan 10 juta per bulan sementara rizki yang nilainya 100 juta per bulan bahkan lebih (rizki akhirat) diabaikan, maka ini adalah orangtua-orangtua yang bodoh. Semestinya ia cari rizki yang 10 juta dan yang 100 juta lebih sekaligus. Jika harus ada yang dikorbankan maka yang 10 juta biarlah berkurang menjadi 5 juta atau bahkan 2 juta asalkan bisa makan, minum, dan ada tempat tidur, tetapi yang 100 juta lebih jangan sampai lepas.
Baik rizki dunia ataupun rizki akhirat, kuncinya ada pada mendidik shalat di keluarga, bukan kerja dan usaha yang mengabaikan pendidikan shalat untuk keluarga (QS. 20 : 132). Orang yang bekerja keras mencari rizki dunia dengan mengabaikan pendidikan shalat di keluarga hanya akan mendapatkan lelah dan rizkinya pun akan habis tak berarti. Banyaknya rizki tidak menambah manfaat, malah semakin menambah dosa karena dengannya pendidikan shalat di keluarganya terabaikan. Hidupnya akan jauh dari tuntunan Allah swt. Musibah akan datang silih berganti; musibah dunia dan sudah tentu musibah akhirat. Tetapi jika shalat dibangun di tengah keluarga, maka rizki yang dianugerahkan Allah swt di dunia berapa pun banyaknya akan senilai dengan pahala dan barakah yang diraih. Keluarga yang shalih akan menjadi qurrata a’yun (kebahagiaan nyata—QS. 25 : 74) yang sudah dirasakannya sejak di dunia.
Itulah sebabnya Allah swt mengingatkan semua orangtua untuk mendidik shalat pada anak-anaknya dan jangan terbaikan oleh kesibukan kerja duniawi (QS. 20 : 131-132). Tidak barakahnya hidup keluarga karena ketiadaan bangunan shalat di tengah keluarga (QS. 2 : 238) dan tidak adanya nilai taqwa (QS. 65 : 2-5).
Maka teruntuk semua kaum ayah dan ibu, sudah saatnya mengevaluasi kegiatan hariannya. Sudah adakah waktu yang disisihkan untuk mendidik shalat kepada anak-anak? Hanya ayah bodoh yang fokus semata-mata pada kerja dan kerja, tetapi tidak pernah mendidik shalat kepada anak-anaknya. Hanya ibu yang bodoh juga yang malah ikut sibuk mencari nafkah tetapi tidak sibuk mendidik anak shalat. Apa sebenarnya yang ayah dan ibu cari di dunia ini?