Syarat Niat dalam Shaum

Masa`il Fiqih Shaum 3 : Syarat Niat dalam Shaum

Di antara hal yang sering dilupakan dalam shaum Ramadlan adalah persyaratan adanya niat sebelum shubuh. Jika tidak ada niat maka shaum Ramadlannya tidak sah, dan tidak perlu dilanjutkan. Niat memang tidak disyari’atkan untuk diucapkan, tetapi tetap wajib dihadirkan dalam hati. Jadi kalau seseorang merasa sakit di malam harinya dan sudah berniat tidak akan shaum dan itu ditunjukkan dengan tidak makan sahur, tetapi selepas shubuh merasa sehat lalu membulatkan tekad akan shaum pada hari itu, shaumnya tersebut tidak sah. Ia tetap harus berbuka dengan status sebagai orang sakit.

Dikecualikan shaum sunat, sebab untuk shaum sunat diperbolehkan adanya niat sesudah shubuh atau di siang hari.

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ

Siapa yang tidak menetapkan akan shaum di waktu malam sebelum fajar, maka tidak ada shaum baginya.

(Hadits Hafshah dalam Sunan an-Nasa`i bab an-niyyah fis-shiyam no. 2331-2334)

مَنْ لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

Siapa yang tidak menetapkan akan shaum sebelum fajar, maka tidak ada shaum baginya.

(Hadits Hafshah dalam Sunan Abi Dawud bab an-niyyah fis-shiyam no. 2456)

 

Pengecualian Shaum Sunat

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ رَجُلًا يُنَادِي فِي النَّاسِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ إِنَّ مَنْ أَكَلَ فَلْيُتِمَّ أَوْ فَلْيَصُمْ وَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ فَلَا يَأْكُلْ

Dari Salamah ibn al-Akwa’ ra, bahwasanya Nabi saw mengutus seorang shahabat untuk menyerukan kepada orang-orang pada hari ‘Asyura (10 Muharram): “Sungguh siapa yang sudah makan silahkan lanjutkan berbuka atau boleh ia shaum sekarang juga. Siapa yang belum makan, maka jangan makan (sekalian shaum saja).”

(Shahih al-Bukhari bab idza nawa bin-nahar shauman no. 1924)

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ: يَا عَائِشَةُ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عِنْدَنَا شَىْءٌ. قَالَ: فَإِنِّى صَائِمٌ

Dari ‘Aisyah Ummul-Mu`minin, ia berkata: Rasulullah saw pada suatu hari berkata kepadaku: “Hai ‘Aisyah, apakah kamu punya sesuatu makanan?” Aku menjawab: “Tidak ada, ya Rasulullah.” Beliau berkata: “Kalau begitu aku shaum.”

(Shahih Muslim bab jawaz shaum an-nafilah bi niyyatin minan-nahar qablaz-zawal no. 2770)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *