Shalat

Shalat Tahajjud Ikhtiar Duniawi

Bismillah, Ustadz apakah shalat tahajjud dan istighfar bisa termasuk pada ikhtiar dalam menghadapi masalah-masalah duniawi? Terima kasih 08121495xxxx
Shalat secara umum, khususnya shalat tahajjud, merupakan salah satu ikhtiar untuk mendatangkan kemampuan dan kekuatan dalam menghadapi masalah-masalah duniawi. Ini pernah dibahas lengkap dengan dalil-dalilnya dalam edisi “Sabar dan Shalat sebagai Solusi” (29 Januari 2016) dan “Shalat Malam sebagai Solusi” (12 Februari 2016).
Demikian halnya dengan istighfar. Dalam QS. Hud [11] : 3, 52, 61 dan Nuh [71] : 10-12, masing-masingnya tentang seruan Nabi Muhammad, Hud, Shalih dan Nuh ‘alaihimus-salam kepada umatnya, disebutkan oleh para Nabi as tersebut bahwa istighfar dapat mendatangkan kesenangan, rizki yang melimpah, dan umur yang panjang. Teori sederhananya, semua bencana dan malapetaka pasti diakibatkan dosa manusia. Maka jika seseorang bersih dari dosa-dosa, bencana dan malapetaka pasti akan berkurang, dan itu artinya yang ada hanya keberkahan dan kesejahteraan.
Hanya satu yang pasti, shalat dan istighfar tersebut jangan hanya dilakukan ketika ada masalah duniawi saja. Ketika tidak ada malah bersenang-senang kembali dengan melupakan Allah swt, shalat dan istighfar. Inilah orang-orang yang di-istidraj oleh Allah swt dalam hidupnya (QS. ar-Rum [30] : 33-34 dan az-Zumar [39] : 8). Istidraj artinya “mempersilahkan naik ke atas”. Tetapi bukan untuk menempatkannya di atas, melainkan hendak menjatuhkannya dari atas. Sebagaimana difirmankan Allah swt:

وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٢  وَأُمۡلِي لَهُمۡۚ إِنَّ كَيۡدِي مَتِينٌ ١٨٣

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh (QS. al-A’raf [7] : 182-183. Ayat semakna dalam QS. al-Qalam [68] : 44-45).
Catatan terakhir, jangan pernah meniatkan shalat dan istighfar hanya untuk mengejar hal-hal duniawi saja atau ketika menghadapi problema duniawi saja. Dampaknya selain akan menyebabkan tidak istiqamah dan mendatangkan istidraj sebagaimana disinggung di awal, adalah kepastian ibadah yang dilakukan hanya akan diganjar neraka.

مَن كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ ٱلۡأٓخِرَةِ نَزِدۡ لَهُۥ فِي حَرۡثِهِۦۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرۡثَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ ٢٠

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat (QS. as-Syura [42] : 20).
Sebagaimana diajarkan dalam QS. al-Baqarah [2] : 200-201, setiap ibadah yang diamalkan harus selalu diniatkan fid-dunya hasanah, fil-akhirah hasanah, dan menjauh dari ‘adzaban-nar.

Related Articles

Back to top button