Waktu Shalat Malam Yang Paling Utama

Bismillah, Pa Ustadz saya mau tanya shalat malam antara ba’da isya dan pada sepertiga malam terakhir itu derajatnya yang paling afdlal yang mana? Mohon dimasukkan dalam bulletin. Terima kasih.
Nabi saw sudah menegaskan bahwa shalat malam itu yang paling afdlal adalah yang akhir malam. Shalat malam di awal malam selepas isya hanya lebih baik bagi mereka yang khawatir tidak akan bangun di akhir malam.

مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

Siapa yang takut tidak bisa bangun akhir malam, witirlah pada awal malam. Siapa yang yakin mampu bangun akhir malam, maka witirlah akhir malam, karena sungguh akhir malam itu disaksikan, dan itu lebih utama (Shahih Muslim kitab shalatil-musafirin bab man khafa alla yaquma akhiral-lail no. 1802).
Yang dimaksud witir awal malam di atas, bisa 11 raka’atnya sekaligus di awal malam, bisa juga witirnya saja dahulu; 1 atau 3 raka’at. Lalu sisa yang genapnya di akhir malam. Seperti dijelaskan Ibn ‘Umar ra sebagai berikut:

عَنْ اِبْن عُمَر أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : أَمَّا أَنَا فَأُصَلِّي مَثْنَى، فَإِذَا اِنْصَرَفْت رَكَعْت رَكْعَة وَاحِدَة . فَقِيلَ : أَرَأَيْت إِنْ أَوْتَرْت قَبْل أَنْ أَنَام ثُمَّ قُمْت مِنْ اللَّيْل فَشَفَعْت حَتَّى أُصْبِح؟ قَالَ : لَيْسَ بِذَلِكَ بَأْس

Dari Ibn ‘Umar, bahwasanya ia ditanya tentang itu (witir). Ia menjelaskan: “Adapun saya, maka saya shalat dua raka’at dua raka’at. Jika saya akan mengakhiri, maka saya shalat satu raka’at.” Ia ditanya lagi: “Bagaimana jika saya witir sebelum tidur lalu shalat malam yang genapnya (sesudah tidur) sampai shubuh?” Ibn ‘Umar menjawab: “Tidak apa-apa.” (Fathul-Bari bab ma ja`a fil-witr)