Soulmate (belahan jiwa) seseorang maksudnya orang yang sudah menjadi belahan jiwanya, yang akan selalu menemaninya sampai akhir hayat, dan tidak akan pernah terpisahkan. Soulmate setan ditujukan kepada semua orang yang setan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Setan seakan-akan telah menyatu dengan dirinya dan tidak akan pernah terpisahkan.
Al-Qur`an menyebut orang yang sudah menjadi soulmate setan ini dengan istilah qarin (yang selalu menyertai). Istilah ini memang tidak selamanya ditujukan kepada setan, ada ditujukan pula kepada malaikat. Kedua makhluk Allah swt ini selalu menyertai manusia di mana pun ia berada dan ke mana pun ia pergi. Hanya kembali lagi kepada manusianya; dari dua makhluk Allah swt yang selalu menyertainya tersebut apakah ia akan memilih menjadi “belahan jiwa”-nya setan ataukah malaikat.
إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ الأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ثُمَّ قَرَأَ
ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةٗ مِّنۡهُ وَفَضۡلٗاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ ٢٦٨
Sesunguhnya setan memiliki kemampuan berbisik kepada anak cucu Adam, dan malaikat pun sama. Adapun bisikan setan selalu menjanjikan kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan malaikat selalu menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran. Siapa yang mendapatkan demikian (bisikan malaikat), maka ketahuilah sesungguhnya itu dari Allah dan hendaklah ia memuji kepada Allah. Namun siapa yang mendapatkan bisikan lainnya (setan), maka berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk. Kemudian Nabi saw membaca ayat: {Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui} (Sunan at-Tirmidzi kitab tafsir al-Qur`an bab surat al-Baqarah no. 2988. (Hadits ini dinyatakan dla’if oleh al-Albani dalam ta’liq Sunan at-Tirmidzi. Sementara Ibn Hibban menilainya shahih dalam Shahih Ibn Hibban kitab ar-raqa`iq bab al-ad’iyah no. 997. Demikian juga Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ as-Shaghir dan Ahmad Syakir dalam ‘Umdatut-Tafsir. ‘Ali Nayif as-Syuhud dalam kitabnya: al-Iman bil-mala`ikat wa shifatihim menjelaskan bahwa hadits ini hasan. Walaupun kedudukannya mauquf, tetapi ini adalah masalah yang tidak mungkin berasal dari ra`yu. Terlebih hadits ini sesuai dengan firman Allah swt QS. Al-Baqarah [2] : 268. Dalam QS. Al-Ahzab [33] : 43 juga dijelaskan bahwa malaikat turut mendo’akan keselamatan untuk orang beriman).
Berdasarkan hadits di atas, jelas sekali bahwa masing-masing dari malaikat dan setan selalu ada dalam belahan jiwa setiap orang. Hanya kembali kepada orangnya, apakah ia akan menuruti setan ataukah malaikat. Kelak kedua qarin ini akan bersaksi di hadapan Allah swt. Jika malaikat menyampaikan apa adanya, sementara setan banyak mengelaknya.
وَقَالَ قَرِينُهُۥ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ٢٣ أَلۡقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٖ ٢٤ مَّنَّاعٖ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٖ مُّرِيبٍ ٢٥ ٱلَّذِي جَعَلَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ فَأَلۡقِيَاهُ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلشَّدِيدِ ٢٦
Dan yang menyertai dia (malaikat) berkata: “Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”. Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua (malaikat) ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat enggan melakukan kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat.” (QS. Qaf [50] : 23-26)
۞قَالَ قَرِينُهُۥ رَبَّنَا مَآ أَطۡغَيۡتُهُۥ وَلَٰكِن كَانَ فِي ضَلَٰلِۢ بَعِيدٖ ٢٧ قَالَ لَا تَخۡتَصِمُواْ لَدَيَّ وَقَدۡ قَدَّمۡتُ إِلَيۡكُم بِٱلۡوَعِيدِ ٢٨ مَا يُبَدَّلُ ٱلۡقَوۡلُ لَدَيَّ وَمَآ أَنَا۠ بِظَلَّٰمٖ لِّلۡعَبِيدِ
Yang menyertai dia (setan) berkata pula: “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”. Allah berfirman: “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf [50] : 27-29. Dalam ayat lain [QS. Ibrahim [14] : 22] dijelaskan bahwa ini dikemukakan setan setelah manusia menimpakan kesalahan kepadanya. Allah swt pun menegaskan bahwa semuanya salah; setan salah, manusia juga salah kenapa terbujuk rayu setan. Maka dari itu Allah swt menegaskan bahwa Dia tidak mungkin menganiaya hamba-hamba-Nya dengan menyiksa yang tidak salah. Allah tidak menganiaya karena dari awal Allah swt sudah mengingatkan).
Orang yang selalu mengabaikan suara hati dari malaikat dan menuruti bujuk rayu setan itulah yang menjadi soulmate setan. Mereka adalah orang yang suka menutup mata dan hatinya dari dzikir.
وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ ٣٦ وَإِنَّهُمۡ لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ٣٧
Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk (QS. az-Zukhruf [43] : 36-37).
Kata ya’syu (berpaling) asal katanya ‘asya dan berlaku pada mata. Maknanya: Penglihatan mata (bashar) yang kurang jelas. Tetapi yang dimaksud dalam ayat ini adalah “penglihatan hati (bashirah) yang tidak tajam”. Maksudnya berpura-pura buta, sengaja lalai, dan berpaling dari dzikir. Demikian al-Hafizh Ibn Katsir menjelaskan.
Dzikir yang dimaksud bisa dzikir yang berupa bacaan harian seperti bacaan-bacaan ketika bangun tidur, masuk toilet, masuk masjid, dan sebagainya. Dzikir juga bisa berupa bacaan subhanal-‘Llah, alhamdu lil-‘Llah, Allahu akbar, la ilaha illlal-‘Llah, yang dibaca di setiap pagi-sore atau di penghujung shalat. Dzikir juga bisa berupa membaca al-Qur`an dan mempelajari hadits. Dzikir juga bisa berarti peringatan Allah swt. Yang selalu berpura-pura buta mata dan hati dari peringatan Allah swt yang disampaikan oleh para muballigh, peringatan melalui musibah, dan ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta, itulah yang akan menjadi qarin (soulmate) setan.
Orang seperti ini akan senantiasa merasa “benar” meski hidup jauh dari masjid dan majelis ta’lim, sebagaimana difirmankan Allah swt: “Mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” Orang yang menjadi soulmate setan ini akan merasa tenang-tenang saja meski usia sudah kepala 4, 5, 6 atau 7, tetapi masih belum lancar membaca al-Qur`an dan masih jauh dari memahami hadits. Orang yang menjadi soulmate setan ini akan senantiasa malas melangkahkan kaki untuk shalat ketika mendengar panggilan adzan, sebab memang soulmate-nya selalu “benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar”.
Na’udzu bil-‘Llah min dzalik.