Ustadz, bagaimana cara melaksanakan shalat Istikharah?
Istikharah artinya meminta pilihan terbaik (dari kata khiyarah atau khair). Sebagaimana diceritakan shahabat Jabir, Rasul saw mengajarkan istikharah kepada para shahabat seperti mengajarkan surat al-Qur`an (Shahih al-Bukhari no. 1162, 6382, 7390). Maksudnya, dijelaskan al-Hafizh Ibn Hajar, sama pentingnya dengan al-Qur`an, dari segi mengajarkannya sama dengan al-Qur`an yakni melalui dikte secara perlahan huruf per-huruf, dari segi barakahnya juga sama dengan al-Qur`an, dan dari segi turunnya jawaban sama dengan al-Qur`an, langsung dari Allah swt masuk ke dalam hati (Fathul-Bari). Shalat Istikharah juga diajarkan oleh Nabi saw untuk semua urusan manusia. Tetapi tentunya tidak berlaku untuk meminta pilihan dalam hal yang haram atau makruh. Hanya berlaku dalam meminta pilihan untuk perkara wajib yang bentrok mana yang harus didahulukan, atau perkara yang sunat dan mubah.
Nabi saw menyatakan shalat Istikharah ini tidak wajib, artinya sunat. Dilaksanakan jika kita merencanakan (hamma) akan melakukan satu perkara, meski tidak sedang dalam keadaan bingung. Dilaksanakan dua raka’at, dan ketika sujud, akhir tahiyyat sebelum salam, atau sesudah salam, membaca do’a berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ (…) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ (…) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي
Titik-titik dalam kurung di atas diganti dengan menyebutkan keperluan yang kita rencanakan/inginkan, dengan menggunakan bahasa sendiri (Indonesia/daerah). Arti do’a di atas: Ya Allah aku memohon pilihan terbaik kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, aku mohon anugerah-Mu yang agung, karena sungguh Engkau Mahakuasa dan aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu dan aku tidak tahu, Engkau Mahatahu perkara-perkara ghaib. Ya Allah, jika Engkau tahu hal ini (sebutkan!) lebih baik untukku dalam agamaku, hidupku, akibat urusanku, awal dan akhir urusanku, maka taqdirkanlah dan mudahkanlah ia untukku, lalu berkahilah aku padanya. Tetapi jika Engkau tahu hal ini (sebutkan!) lebih jelek untukku dalam agamaku, hidupku, akibat urusanku, awal dan akhir urusanku, maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya. Taqdirkanlah yang terbaik untukku kemudian ridlailah aku.