Ibadah

Hadits tentang Shalat Lebih Panjang daripada Khutbah

Ustadz, saya mau bertanya tentang hadits riwayat Muslim dari ‘Ammar ibn Yasir yang mengharuskan shalat lebih panjang daripada khutbah. Apakah itu wajib? Soalnya di jama’ah kita pada umumnya shalat lebih pendek daripada khutbah.

Hadits yang anda maksud tidak sampai mewajibkan, hanya sebatas menganjurkan dan memberitahukan bahwa yang ideal shalat panjang sementara khutbah pendek. Itu pun menurut Imam an-Nawawi, maksudnya shalat panjang untuk ukuran standar shalat, dan khutbah pendek untuk ukuran standar khutbah.

قَالَ أَبُو وَائِلٍ خَطَبَنَا عَمَّارٌ فَأَوْجَزَ وَأَبْلَغَ فَلَمَّا نَزَلَ قُلْنَا يَا أَبَا الْيَقْظَانِ لَقَدْ أَبْلَغْتَ وَأَوْجَزْتَ فَلَوْ كُنْتَ تَنَفَّسْتَ. فَقَالَ إِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ الله ﷺ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنَ الْبَيَانِ سِحْرًا

Abu Wa`il berkata: ‘Ammar berkhutbah kepada kami dengan ringkas dan padat. Ketika ia turun, kami berkata: “Wahai Abul-Yaqzhan, sungguh anda khutbah dengan padat dan ringkas, seandainya saja anda panjangkan sedikit.” ‘Ammar menjawab: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya panjang shalat seseorang dan pendek khutbahnya adalah tanda dari kepintarannya. Maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah. Dan sungguh di antara bayan itu ada sihir.” (Shahih Muslim bab takhfifis-shalat wal-khutbah no. 2046).
Imam an-Nawawi menjelaskan maksud hadits di atas:

وَلَيْسَ هَذَا الْحَدِيث مُخَالِفًا لِلْأَحَادِيثِ الْمَشْهُورَة فِي الْأَمْر بِتَخْفِيفِ الصَّلَاة لِقَوْلِهِ فِي الرِّوَايَة الْأُخْرَى : وَكَانَتْ صَلَاته قَصْدًا وَخُطْبَته قَصْدًا ؛ لِأَنَّ الْمُرَاد بِالْحَدِيثِ الَّذِي نَحْنُ فِيهِ أَنَّ الصَّلَاة تَكُون طَوِيلَة بِالنِّسْبَةِ إِلَى الْخُطْبَة لَا تَطْوِيلًا يَشُقّ عَلَى الْمَأْمُومِينَ وَهِيَ حِينَئِذٍ قَصْدٌ أَيْ مُعْتَدِلَة وَالْخُطْبَة قَصْدٌ بِالنِّسْبَةِ إِلَى وَضْعهَا

Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits-hadits masyhur yang memerintahkan meringankan shalat, berdasarkan sabdanya dalam riwayat lain: “Keadaan shalat beliau pertengahan dan khutbahnya juga pertengahan”, sebab maksud hadits yang sedang kita bahas ini adalah shalat panjang jika diukurkan pada khutbah, bukan panjang yang memberatkan kaum mukminin. Shalat yang dimaksud tetap qashdun yaitu pertengahan, dan khutbah pun qashdun jika diukurkan pada standar khutbah (Syarah an-Nawawi Shahih Muslim).
Sementara maksud “sungguh di antara bayan itu ada sihir”, yang dimaksud bayan di sini adalah kemampuan berbicara dan menjelaskan. Maksudnya khutbah seseorang itu ada yang mampu memikat perhatian para pendengarnya. Sehingga diibaratkan dengan sihir, karena mampu “menyihir” perhatian para pendengar. Dalam hadits Ibn ‘Umar, Nabi saw menyabdakannya ketika ada dua orang dari Timur yang berkhutbah dan memikat perhatian para shahabat, lalu Nabi saw bersabda: “Sungguh di antara bayan itu ada sihir.” (Shahih al-Bukhari bab as-sihr no. 5767)
Hemat kami, sebagaimana sering ditulis di mimbar-mimbar khutbah oleh DKM, standar khutbah jum’at pertengahan itu adalah 15-20 menit, jika lebih dari itu terlalu panjang. Sementara shalatnya 10 menit, jika kurang dari itu terlalu pendek. Wal-‘Llahu a’lam.

Related Articles

Back to top button