Istilah Kuttab terdengar asing di telinga masyarakat kita, padahal ia bagian dari khazanah sejarah Islam. Kuttab adalah lembaga pendidikan Islam untuk anak-anak tingkat TK dan SD. Asal katanya yang berasal dari kataba (menulis) menunjukkan bahwa fokus pendidikannya pada tulis menulis, literasi, bahasa, dan kitab al-Qur`an.
Sebagaimana diuraikan panjang lebar oleh Dr. Muhammad Munir Mursi, Pakar Pendidikan Islam di Universitas Qatar dalam kitabnya, At-Tarbiyatul-Islamiyyah; Ushuluha wa Tathuwwuruha fil-Biladil-‘Arabiyyah (Konsep Dasar Pendidikan Islam dan Perkembangannya di Negeri-negeri Arab), Kuttab pada awalnya sebuah ruangan kecil di samping masjid untuk pendidikan anak-anak sebelum mereka masuk ke jenjang pendidikan di masjid yang mengajarkan ilmu-ilmu agama tingkat tinggi seperti tafsir, hadits, dan fiqih. Pendidikan utama di Kuttab adalah tahfizh al-Qur`an, ta’lim al-Qur`an agar selain hafal juga paham, menulis, dan bahasa Arab. Untuk anak-anak yang lebih besar ditambah pelajaran berhitung dan sejarah. Pendidikan di Kuttab berlangsung dari hari Sabtu sampai Kamis, hari Jum’at libur. Kegiatan belajar dimulai pagi hari dengan tahfizh al-Qur`an sampai dluha. Setelah itu dilanjutkan dengan pelajaran lainnya sampai zhuhur.
Salah satu kekhasan pendidikan di Kuttab adalah sosok guru yang memberikan teladan dalam adab dan menanamkan adab kepada anak didiknya. Seorang guru di Kuttab juga adalah seorang hafizh al-Qur`an, mampu membacanya dengan tartil, menguasai bahasa Arab, juga ilmu-ilmu lainnya yang harus diajarkan kepada anak didik. Seorang guru di Kuttab akan selalu berkeliling kepada seluruh anak didiknya memeriksa satu persatu tulisan dan bacaan mereka. Pada umumnya seorang guru ini dibantu oleh beberapa guru pembantu untuk membantu memeriksa pekerjaan anak didiknya satu persatu. Kelulusan seorang anak didik di Kuttab ditandakan dengan hafalan al-Qur`an. Ada banyak anak yang hafal al-Qur`an sampai 30 juz pada usia 12 tahun, contohnya yang dikenal sebagai ulama di kemudian harinya seperti Imam as-Syafi’i dan al-Bukhari. Tetapi kebanyakannya hanya sekitar ⅓ (7 juz) atau ½ al-Qur`an (15 juz).
Itulah kuttab, sebuah prototipe pendidikan dasar Islam yang saat ini jarang ditemukan karena lembaga-lembaga pendidikan dasar yang ada mayoritasnya terkikis nilai-nilai khas Islamnya oleh kurikulum umum pelajaran “tematik”. Memang pilihannya bukan kembali ke zaman klasik dengan meninggalkan modernitas, melainkan memadukannya dengan modernitas tanpa menghilangkan ciri khas klasik warisan para ulamanya. Pendidikan yang pokok bagi anak belia itu adalah beradab mulia, paham dan hafal al-Qur`an, menguasai bahasa Arab, literasi, dan berhitung, sebelum kelak dimatangkan ilmu agama dan umumnya di jenjang pendidikan menengah dan atasnya. Bukan sebatas pintar berhitung, literasi, terampil, cinta olahraga dan lingkungan, berbudaya Indonesia, tetapi minim dalam kompetensi al-Qur`an dan bahasa Arabnya. Sudah saatnya umat Islam berani menentukan sendiri kurikulum pendidikannya agar lebih sesuai dengan pendidikan Islam, bukan selamanya tergerus oleh kurikulum pendidikan umum.